I. Brazil selayang pandang
Jika kita menyebut nama Brazil langsung ingatan kita pada si bola bundar alias sepakbola, dengan nama yang tidak asing di telinga kita seperti Pele, Dunga, Kaka, Ronaldo, Ronaldinho, dan masih banyak yang lainnya. Mereka sangat piawai memainkan si bola bundar. Prestasinya pun sudah tidak diragukan lagi semenjak Jules Rimet Cup(Piala Dunia/World Cup) di selenggarakan dari tahun 1930, Brazil telah menyandang 5 kali gelar juara dunia.
Negara ini terletak di Amerika Latin atau di bagian selatan dari benua Amerika, berbatasan dengan pegunungan Andes dan Samudra Atlantik sebelah timurnya, memiliki perbatasan darat paling banyak dengan beberapa negara-negara seperti Uruguay, Argentina, Paraguay, Bolivia, Peru, Colombia, Venezuela, Guyana, Suriname, Guyana, tepatnya terletak di 15º 45”LS 47º 57” BB.
Negara yang telah merdeka dari Portugis sejak 7 September 1882 dan menjadi negara federasi berbentuk Republik pada 15 September 1889 dengan sebutan “Republica Federativa do Brasil”. Luas wilayah 8.514.877 km² lebih besar dari Amerika serikat, dengan penduduk lebih dari 201.103.330 juta orang (UN/PBB 2010), iklim tropis sampai sub tropis dengan curah hujan yang bervariasi dari sangat tinggi di daerah Amazone(diatas 2500 mm) sampai rendah di timur laut (sekitar 1500 mm) dengan temperatur 17ºC-31ºC, dengan penyinaran matahari lebih lama di siang dari pada malam hari.
Penduduknya juga sangat beragam dari yang kulit putih keturunan Portugis dan Eropa, dan kulit berwarna keturunan Afrika, Indian dan Asia. Bahasa Portugis sebagai bahasa sehari hari(bahasa nasional). Mayoritas penduduknya beragama Katolik Roma, negara ini sebagai penganut agama Katholik terbesar di dunia. Ekspor utamanya kopi, barang pabrik, jeruk, serta pertanian lainya dengan GNI per kapita US$ 3.090 (world bank, 2005)
Nama Brazil ternyata dapat diplesetkan menjadi “berhasil”(bahasa Indonesia), ternyata sangat tepat sekali dimana negara Brazil yang kita kenal dalam sepakbola dan tari sambanya ternyata juga sangat maju dalam perekonomian, politik, pembangunan, industri dan juga dalam mensejahterakan rakyatnya. Sebagai negara yang terbesar di Amerika Latin juga memiliki kemajuan yang sangat pesat dalam segala bidang. Hal ini terlihat dari infrastruktur negara tersebut yang sudah menyamai negara maju di Eropa dan Asia seperti China. Hal ini sesuai dengan lambang moto negeri ini “Ordem e Progresso” yang berati Orde dan Kemajuan.
Pembangunan jalan yang panjang dan lebar(highway) sebagai penghubung keseluruh negara bagian dan distrik sangat baik, kuat, tertata rapi dengan drainase yang terpelihara. Pemerintah Brazil sangat menyadari dengan pembangunan jalan yang baik dan menembus kesemua wilayah akan menjadi pendukung kemajuan dibidang perekonomian, industri, pertambangan, agro Industri, dan lain lainya.
Perlu diketahui bahwa Brazil dengan penduduk yang sangat besar di kawasan ini memiliki pendapatan perkapita tertinggi di Amerika Latin. Perkembangan yang luar biasa dari sektor pertanian/perkebunan, pertambangan, industri manufaktur, dan pelayanan, pariwisata sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang sangat besar. Export terbesar meliputi produk kedirgantaraan, kopi, mobil, kedelai, bijih besi, baja, jeruk, ethanol, textile, sapi, peralatan listrik, dan tentu saja gula.
Brazil juga merupakan negara yang sangat maju dalam bidang Metalurgi (industri logam) yang mendukung semua industri yang ada di negara itu. Tidak salah pepatah lama mengatakan bahwa, “kemajuan suatu negara/negeri bisa dilihat dari kemajuan industri metalurginya”. Dengan kata lain negara yang menguasai teknologi metalurgi maka negara tersebut akan maju dibidang industri dan dapat bersaing di tingkat regional maupun internasional.
Bagaimana dengan Negara kita?
Ternyata kita sudah ketinggalan jauh dari negara yang dulunya sama-sama termasuk kelompok negara berkembang. Krakatau steel sebagai kebanggaan kita setelah masa kemerdekaan yang diharap sebagai cikal bakal kemajuan industri kita, sekarang hanya menjadi kenangan saja. Politik yang tidak berkembang dengan baik akan dapat meruntuhkan pondasi yang telah dirancang dengan baik oleh pendiri bangsa ini. Untuk mengejar ketinggalan yang sudah sangat jauh itu, kita harus terus berusaha dan berupaya, belajar dari keberhasilan negara yang dulu terkenal sebagai penghasil kopi terbesar di dunia.
Di bidang energi, Brazil juga sebagai pengguna energi yang terbesar di Amerika Latin dan ada dalam peringkat 10 besar di dunia, hal ini memacu negeri ini untuk memproduksi energi yang tergantikan seperti, ethanol, bio diesel, dan mengembangkan energi co-generation dan hidro untuk pembangkit tenaga listrik. Akhir-akhir ini perkembangan pembangkit tenaga listrik juga sangat maju pesat mengingat negeri ini banyak memiliki sungai-sungai yang besar dan panjang sangat berpotensi sebagai pembangkit tenaga listrik
Dibawah ini digambarkan energi yang dihasilkan dari beberapa sumber, ternyata dari industri gula sendiri menyumbang 16%.
Dibawah ini digambarkan energi yang dihasilkan dari beberapa sumber, ternyata dari industri gula sendiri menyumbang 16%.
Di era awal tahun sembilan puluhan kita mengenal Brazil merupakan negara penghasil dan eksportir kopi terbesar, sekarang industri gulanyapun berkembang sangat cepat dengan memiliki 437 pabrik gula, sehingga menjadikan negeri ini sebagai penghasil gula dan ethanol terbesar didunia, hasil gula lebih dari 31 juta ton dan ethanol 27.5 miliar liter per tahun(data tahun 2008/2009). Kondisi ini akan meningkat lagi ditahun kemudian sesuai dengan rencana pemerintah yang secara progresif menambah jumlah pabrik gulanya.
Grafik perkembangan produksi tebu, gula dan etanol di Brazil sebagai berikut :
Grafik perkembangan produksi tebu, gula dan etanol di Brazil sebagai berikut :
Dalam kurun waktu 5 tahun dari 2005/2006 sampai dengan 2009/20010 rata-rata pertahun membangun 21 pabrik gula. Dari seluruh 437 pabrik gula, pabrik yang memproduksi gula dan ethanol 253 pabrik, memproduksi gula saja hanya 16 pabrik sedangkan yang memproduksi ethanol 168 pabrik. Di negara bagian Sao Paulo saja terdapat 202 pabrik gula, negara bagian ini merupakan pusat dan penyumbang industri gula di Brazil.
Perkembangan pabrik gula baru berbasis tebu selama 5 tahun terakhir :
Perkembangan pabrik gula baru berbasis tebu selama 5 tahun terakhir :
Kesempatan yang sangat berharga diberikan oleh Management (Bpk Jimmy Mahshun) kepada beberapa staff PT Gunung Madu Plantations yang dipimpin oleh Bapak Alexander Kesaulya, dengan anggota terdiri dari Heri Purwoko, Sigit J S, Yuliastono, Tri Agus S, Tyas R M, Bambang SK dan penulis sendiri, untuk melakukan study banding ke negara Brazil, melihat lebih dekat perkembangan dan kemajuan dari industri gula negeri ini, dimana negeri ini merupakan produsen gula dan ethanol terbesar di dunia, yang pada giliranya dapat menjadi spirit dalam menjaga eksistensi dan kemajuan perusahaan kita. Waktu yang digunakan sejak berangkat dari tanah air tanggal 24 Oktober sampai dengan tanggal 3 November 2010.
Dengan melihat perkembangan industri gula di beberapa negara seperti Brazil, Guatemala, India, Australia, Thailand dan lain-lain, nampaknya kita masih harus belajar banyak dari negara-negara tersebut. Apalagi negara kita adalah negara agraris dengan hamparan tanah yang masih luas, ternyata sangat ironis sekali dimana banyak bahan pokok masih impor dari negara lain seperti kedelai, beras, gula, kapas, jagung dan lain lain, itu artinya dari bahan pokok saja sudah banyak menghabiskan devisa negara. Hal ini membutuhkan komitmen dan kesungguhan yang luar biasa dari pemerintah dalam usaha pembangunan pertanian sehingga mengurangi impor bahan pokok dari negara lain.
Sebagai perusahaan gula yang dibilang sudah maju dan sebagai pionir dalam usaha tebu lahan kering di Indonesia, sangatlah tepat kita berkiblat pada negara-negara maju dalam pergulaan seperti Brazil. Pengalaman dan pengetahuan mereka dapat menambah wawasan kita, tentu dalam aplikasinya perlu disesuaikan dengan kondisi setempat.
Banyak peluang yang masih dapat kita perbaiki, seperti dalam mengatasi berkurangnya tenaga kerja, pendekatan perhitungan bagi hasil dengan mitra yang lebih dapat dipertanggung jawabkan, perbaikan sistim budidaya, penanganan tebu di pabrik, efisiensi, ethanol dan masih banyak yang lainya.
II. Industri Baja (Metalurgi)
Kunjungan hari pertama ke Dedini, Industrias De Base, terletak di Piracicaba City, 86 km dari kota Campinas tempat rombongan menginap, ditempuh kurang lebih 1.5 jam perjalanan darat. Perjalanan menuju Dedini sungguh menakjubkan dengan highway yang sangat mulus, lebar, tertata rapih dan bersih, tidak ada bangunan di kiri kanan jalan, tanah kosong pinggir jalan ditanami rumput dan dirawat dengan baik sehingga menambah keindahan panorama sepanjang jalan tersebut.
Dedini sebuah perusahaan yang sangat penting dan strategis di Sao Paulo, Brazil. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1920 oleh Mario Dedini, Imigran asal Italia. Dedini mengembangkan industri logam dasar, membuat mesin dan alat pendukung industri besar dengan menggunakan teknologi tinggi dan tenaga yang sangat professional. Dengan umur lebih dari 90 tahun perusahaan ini telah berkembang pesat mendukung usaha industri di Brazil dan memiliki hubungan lebih dari 40 negara .
Adapun bidang yang dikembangkan Dedini antara lain technology dan Engineering meliputi research & amp; amp; development, feasibility study, basic engineering, process and detail enginnering, plant automation. Manufacturing & amp; amp; amp; refurbished meliputi equipment manufacturing, global procurement. Field services meliputi contruction & amp; erection supervision/commissioning, assisted operation & amp; amp; training, after sales service & amp; amp; spare parts supply, plant optimization dan lain lain.
Dedini juga melayani pembuatan, pabrik gula dan ethanol, energy & amp; cogeneration, biodiesel, waste water treatment, pulp &a mp; amp, paper, Breweries, food, juice & amp; amp, beverages, Hydro generation, mining & amp; amp, cement, Steel & amp; amp, metals, Fertilizers, oil & amp; amp; amp, gas, equipment & amp; amp; amp, parts replacement dan lain-lainnya.
Dari keseluruhan usaha tersebut Dedini telah melakukan export keseluruh negara di benua Amerika, Eropa, Afrika,Asia . Pada saat kunjungan kita ditunjukan pula pembuatan mesin-mesin Buldozer Cartepilar, pembangkit tenaga air, tanki besar dan panjang, gilingan dan lain sebagainya yang semua menggunakan teknologi tinggi.
Bagaimana hubungannya Dedini dengan perusahaan kita Gunung Madu?
Dari keseluruhan usaha tersebut Dedini telah melakukan export keseluruh negara di benua Amerika, Eropa, Afrika,
Bagaimana hubungannya Dedini dengan perusahaan kita Gunung Madu?
Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa kita di tahun sembilan puluhan telah menggunakan beberapa produk Dedini seperti shaft, pinion, coupling, karena suatu hal telah berhenti sejak lama sebagai akibat harga yang tidak kompetitif, waktu pengiriman yang cukup lama. Ada baiknya setelah kunjungan ini hubungan yang pernah terjalin tersebut disambung lagi mengingat produk dari Dedini berkualitas tinggi dan mungkin juga harga dapat lebih kompetitif, begitu pula pengiriman bisa dipersingkat waktunya.
Hal yang menarik dari pikiran saya adalah ada persamaan yang sangat menyolok antara Dedini dan Gunung Madu, yaitu dalam penerimaan tamu perusahaan. Dalam kunjungan kita ke Dedini mereka sangat baik dan ramah dalam menyambut, memberikan informasi bahkan menunjukan tempat-tempat vital pada seluruh rangkaian kegiatan yang ada di Dedini. Mereka sangat antusias sekali, seperti yang dilakukan Gunung Madu jika menerima tamu dari lembaga pemerintah atau swasta. Delegasi kita diterima langsung oleh Mr. Jose R Pigati(Gen. Export Manager) dan stafnya. Penjelasan secara umum tentang Dedini dilakukan didalam ruang dan diteruskan melakukan peninjauan ke unit-unit produksi.selama satu hari penuh.
Kerjasama yang masih mungkin dilakukan yakni pengadaan alat-alat pabrik, alat-alat pertanian, spare part, quality control analysis, disamping “Core Sampler” yang di produksi di Dedini dengan kualitas yang dapat dipertanggung jawabkan
III Core Sampler(CS)
Core sampler adalah sebuah alat yang fungsinya untuk mengambil contoh tebu (sample tebu) dengan cara yang telah ditetapkan dari alat pengangkut tebu (truk atau trailer), dimana sample tersebut diambil dalam jumlah tertentu yang nantinya akan dianalisa untuk diketahui kandungan kadar gulanya (rendemen).
Core sampler dipadukan dengan minilab yang ada di sampingnnya untuk mempercepat hasil analisa. Ruang penggilingan sample kurang lebih 3x5 m dan panjang seluruh bangunan kurang lebih 25 meter. CS yang kita lihat operasinya di Iracema Sugar Mill dengan kapasitas 16 ribu TCD, terletak 100 km dari Campinas City.
Pengopersasian Core Sampler(CS) secara singkat :
- Truk/trailer sebelum menuju cs ditimbang lebih dahulu di jembatan timbang(wb) dan memperoleh kupon/tiket.(bar code)
- Sesampai di cs sopir memberhentikan truknya, pada posisi dibawah CS, operator laboratorium menombol start untuk dimulai rangkai kegiatan CS
- Tanda lampu merah sopir turun dan menekan tombol, yang berarti cs bisa untuk dioperasikan
- Pengambilan sample dari cs digerakkan secara hydrolik dan berdasarkan sensor yang dikendalikan secara otomatis, bagian pengambilan sample dapat bergerak ke kanan dan kekiri. distel sesuai dengan keperluan.(mengebor dengan kedalaman 2 meter)
- Sample tebu dimasukan dalam cerobong/pipa dimana dibawahnya ditempatkan ember sebagai tempat sample, sample pertama diambil tidak sampai dalam.
- Pengambilan kedua, sample diambil lebih dalam lagi diposisi yang sama
- Kedua sample yang diambil itu diberi kupon/tiket sebagai tanda identitas truk yang mengangkut tebu dari kebun tertentu, sample diambil ± 20 kg.
- Setelah cs selesai operasi, sopir naik ke angkutan dan terus menuju penerimaan tebu untuk digiling.
- Selanjutnya digiling dan di analisa kadar brix, pol dan diukur dengan alat NIR.
- Selanjutnya di hitung jumlah gula per kg persatuan ton tebu dengan istilah nilai ATR (total recoverable sugar/total gula diperoleh)
- Pengambilan sample dengan cs sampai perhitungan ATR membutuhkan waktu 10-15 menit
- Jumlah sample diambil sebanyak 500 sample per hari(3 shift).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari CS :
- Oil filter setiap musim diganti
- Setiap 3 hari ganti pisau, penggantian hanya butuh waktu 30 menit
- Regulator
- Piston
- Naple, pemberian grease tidak boleh berlebihan.
- Maintenance of season, dengan menutup naple supaya tidak kotor ditutupi debu.
IV. Kunjungan ke beberapa pabrik gula
- Pabrik Gula Iracema(Iracema Sugar Mill)
Pertama pabrik yang dikunjungi adalah pabrik gula Iracema, yang terletak di Piracicaba city dengan jarak hampir 100 km dari Campinas City. Pabrik ini memiliki kemampuan giling tebu sejumlah 16 ribu ton tebu per hari. Disini kita lihat pengoperasian cs buatan Dedini yang modelnya sama yang akan dibangun di Gunung Madu.
Sekilas profile pabrik gula Iracema(Iracema Sugar Mill) :
- Kapasitas giling 16.000 tcd ( 660 t/jam)
- Jenis tebangan tebu 50 % Loose Cane dan 50% Chopped Cane
- Alat pengangkut Trailler truck gandengan (@ 22 ton x 2) model rotary tippler box (untuk chopped cane)
- Terminal truck kapasitas tamping 40 gandeng truck (luas area ± 2.500 m2)
- Pelataran tumpukan tebu tidak ada
- Jembatan timbang Incoming ( kapasitas 75 ton) out going (kapasitas 50 ton), tiket menggunakan sistim bar code
- Cane Core Sampler untuk tujuan akurasi sistim pembayaran tebu dilengkapi dengan nir infra red system, posisi ± 50 M setelah jembatan timbang.
- Jenis tebangan tebu 50 % Loose Cane dan 50% Chopped Cane
- Alat pengangkut Trailler truck gandengan (@ 22 ton x 2) model rotary tippler box (untuk chopped cane)
- Terminal truck kapasitas tamping 40 gandeng truck (luas area ± 2.500 m2)
- Pelataran tumpukan tebu tidak ada
- Jembatan timbang Incoming ( kapasitas 75 ton) out going (kapasitas 50 ton), tiket menggunakan sistim bar code
- Cane Core Sampler untuk tujuan akurasi sistim pembayaran tebu dilengkapi dengan nir infra red system, posisi ± 50 M setelah jembatan timbang.
- Pabrik Gula Ferrari(Ferrari Sugar Mill)
Pabrik kedua yang dikunjungi adalah pabrik gula Ferrari terletak di Parasulingga City yang jaraknya 150 km dari Campinas . Pabrik ini kemampuan giling per harinya 14 ribu ton tebu. Di pabrik ini pengoperasian pabrik menggunakan sistem komputerisasi buatan dan control dari Dedini.
- Kapasitas giling 14.000 tcd
- Jenis tebangan 100 % chopped cane
- Alat pengangkut trailler truck gandengan (@ 35 ton x 2) model rotary tippler
- Terminal truck kapasitas tampung 20 gandeng truck (luas area ± 1.500 M2)
- Cane yard tidak ada
- Jembatan timbang Incoming ( kapasitas 75 ton), out going ( kapasitas 50 ton) tiket menggunakan sistim bar code
- Cane Core Sampler berbeda dengan Iracema
- Alat bongkar & amp; umpan langsung hanya 1-unit feeding table dilengkapi cane lifter untuk bongkar tebu chopped cane
- Pabrik Gula Santa Cruz(Santa Cruz Sugar Mill)
Pabrik gula Santa Cruz merupakan pabrik yang ketiga dikunjungi. Pabrik ini memiliki kemampuan giling tebu 21 ribu ton per hari. Santa Cruz terletak di Arraraquara city dengan jarak 140 km dari campinas city. Di Pabrik ini yang menarik ada instalasi pencucian tebu(cane washing) untuk tebu chopped cane.
- Kapasitas giling 21.000 tcd ( 875 t/jam)
- Jenis tebangan tebu 70 % Chopped cane, 30 % Loose cane
- Alat pengangkut trailler truck gandengan (@ 22 ton x 2) model rotary tippler box (untuk chopped cane)
- Terminal truck kapasitas tamping 40 gandeng truck (luas area ± 2.500 M2)
- Cane yard tidak ada
- Jembatan timbang incoming ( kapasitas 50 Ton), out going (kapasitas 50 ton) tiket menggunakan sistim bar code
- Cane core sampler untuk tujuan akurasi sistim pembayaran tebu dilengkapi dengan nir infra red sistem posisi ± 50M setelah jembatan timbang
- Alat bongkar & amp; umpan langsung hanya 1-unit feeding table dilengkapi cane lifter, 1- unit bongkar tebu chopped cane, 1-unit untuk bongkar tebu loose cane
Ketiga pabrik ini masih terletak di Sao Paulo . Sau Paulo merupakan state atau negara bagian yang paling banyak jumlah pabrik gulanya(202 unit) atau merupakan pusat industri penghasil gula, ethanol dan energi listrik terbesar di Brazil .
Dari ketiga pabrik gula tersebut diatas ada yang dapat diambil persamaannya bahkan dari pabrik-pabrik gula yang ada di negara Brazil pada umumnya adalah sebagai berikut :
- Sebagai penghasil raw sugar, yang diperoleh dari perahan pertama dan bisa juga yang kedua, hal ini tergantung situasi harga saat itu.
- Penghasil ethanol yang dibuat dari perahan kedua dan seterusnya.
- Selalu berdampingan dengan pabrik ethanol dan berada dalam satu komplek(kawasan).
- Menggunakan core sampler(CS)
- Penghasil energi dan power cogeneration
- Tidak mempunyai cane yard, tebu langsung masuk ke pabrik tanpa ada penumpukan.
- Kondisi lingkungan pabrik, dimana bagian dalam, luar dan lingkungan pabrik selalu bersih.
- Sangat efesien dalam penggunaan tenaga kerja
- Sangat ketat dalam perijinan keluar masuk pabrik.
- Penampungan vinase dalam kolam-kolam penampungan tanpa ada treatment tertentu, setelah berapa lama lansung disemprotkan ke kebun.
Produksi Gula & Etanol 5 th terakhir
Produksi | 2004/05 | 2005/06 | 2006/07 | 2007/08 | 2008/09 |
Sugar cane | 386.090.177 | 387.441.878 | 425.535.761 | 495.723.279 | 569.062.629 |
Sugar | 26.621.221 | 25.905.723 | 29.882.433 | 31.026.170 | 31.049.206 |
Hydrous ethanol | 7.112.218 | 8.108.448 | 9.418.202 | 14.333.355 | 18.169.753 |
Anhydrous ethanol | 8.304.450 | 7.838.548 | 8.301.007 | 8.193.469 | 9.336.343 |
V. Kunjungan ke lapang(kebun)
Ada beberapa hal yang dapat dicatat dalam kunjungan ke kebun antara lain:
1. Kondisi umum kebun :
- Curah hujan termasuk rendah, 1.500 mm/tahun
- Topografi datar sampai bergelombang dengan kemiringan kurang lebih 20%
- Jenis tanah latosol berwarna merah
- Pembuatan petak dengan luasan yang sangat luas
- Hampir semua petak dibuat countur bank (teras bangku)
- Semua barisan tebu(cane row)sangat panjang, mengikuti countur
- Countur bank dibuat lebih dulu, sehingga dimungkinkan barisan tanaman ada yang berbenturan dengan countur bank
- Musim panen maret/april sampai dengan November/Desember
- Jalan-jalan kebun terlihat relative lebih sempit
2. Budidaya Tanaman :
- Land Preparation :
Ø olah tanah I, menggunakan disc harrow 32” x 16
Ø olah tanah I, menggunakan disc harrow 32” x 16
Ø olah tanah III, sub soiler dalam 50 cm
Ø Bila perlu dilakukan olah tanah tambahan dengan harrow 28” x 28
Ø Pemberian kompos
Compost Spreader DFCO 3 :
- Kapasitas 5.25 m3
- Lebar Sebaran 10 m
- Traktor Penarik 100 – 120 HP
Ø Tanam menggunakan planter, dengan fungsi sebagai berikut :
* pembuatan row, dengan jarak 140 cm - 150 cm (single row)
* pemupukan NPK, dengan hasil uji lokasi.
* placement
* Insectisida, untuk hama nematode dan grub
* Covering
* Covering
- Traktor Penarik 180 HP - Kapasitas Trailer 6 ton - Jarak tanam 140 cm - Bibit/ha 10 – 12 ton/ha - Panjang stek 45 cm - Jumlah mata : 24 mata/meter row - Kap. kerja12 ha/24 jam, 3 shift |
Ø Tanaman Plant cane
· Irigasi
· Boom spray
· Pupuk
Ø Tanaman Ratoon
Ø Tanaman Ratoon
· Kultivasi(pupuk)
· Irigasi
· Boom spray
Penggunaan pupuk, jawaban yang kita dapatkan dari pemandu lapang adalah pemupukan disesuaikan dengan kondisi setempat(tanahnya), hal ini berarti mereka telah menggunakan hasil analisa/pengamatan wilayah dalam setiap proses pemupukan(precision agriculture)
- Varitas :
Ø SP 84. 2025 & gt; SP 81 3250(akhir) & gt; SP 80 3280
Ø RB 85 5156(awal) & gt; RB 86 7515(tengahan)
- Konservasi
Dalam konservasi tanah dapat dilhat dari beberapa hal :
Ø Sistim replanting yang hanya 20 % dari luas areal, berarti tidak sering dilakukan pembongkaran tanaman(5 th sekali)
Ø Pengolahan tanah dilakukan dengan cepat, kurang lebih satu minggu areal siap tanam. Kondisi cuaca(curah hujan) akan sangat mempengaruhi kebijakan pengolahan tanah.
Ø Lay out kebun sangat konservatif, mengikuti arah countur tanah, begitu juga cane row (alur tanaman) semuanya mengikuti countur.
Ø Pembuatan countur bank, dari yang agak landai sampai hampir berbentuk segi empat dengan ketinggian lebih dari 1.5m
Ø Penanaman rumput dipinggir jalan yang mempunyai kemiringan
Ø Adanya trash yang sangat tebal sebagai seresah dari tebangan dengan harvester(cc) sangat baik sebagai mulsa.
3. Sistim panenan(harvesting)
Musim tebang di Brazil dimulai bulan maret/april sampai dengan bulan november/desember kurang lebih delapan sampai sembilan bulan, dikarenakan pada bulan ini kondisi cuaca relative kering. Musim hujan biasanya dimulai bulan desember sampai april.
Perlakuan dengan penyemprotan dengan zat pemacu kemasakan juga dilakukan khususnya pada awal musim, itu pun jika cuaca basah (satu sampai dua bulan), zpk yang digunakan salah satunya dari jenis gliposat.
Tebangan dilakukan dengan dua cara yaitu :
- Dengan mekanikal/harvester(chopped cane), yang hasilnya berupa potongan-potongan tebu dengan ukuran ± 30 cm, umunya tebangan dengan menggunakan mesin mencapai ± 70 %, disini tidak dilakukan pembakaran atau green cane.
- Loose cane, tebangan cara ini hanya ± 30 %, hal ini dilakukan secara manual, umumnya pada daerah-daerah miring yang sangat sulit dilakukan dengan mesin. Tebu dibakar terlebih dahulu sebelum ditebang, sehingga trash menjadi relative lebih bersih dan juga pemanenan menjadi lebih mudah.
Sistim angkutan menggunakan truk-truk besar dan HD truk yang menarik trailer panjang dengan bobot diatas 25 ton/trailer dan menggandeng dua trailer. Trailer untuk tebu chopped cane(cc) lebih rapat supaya tebu tidak jatuh dan ada lubang di pinggir(di samping) trailler kurang lebih selebar alat pengambil sampel(cs). CS seperti ini yang mengambil sample tebu dari bagian samping ada di pabruk gula Ferrari.
Harvester Track shoe model: Kapasitas kerja : 800 ton/24 jam atau 33 ton/jam Trash (green ) : 34-40 kg/ton tebu atau 3.4 – 4.0 % |
4. Hasil Panen
Hasil ton tebu per hektar memang bervariasi sesuai dengan kondisi tanah, dan juga kategori dari tanaman tebu itu sendiri. Informasi yang didapat dari berbagai kalangan di beberapa pabrik dan kebun bahwa :
- Ton tebu per hektar/ tch : 90 - 95
- Ton Gula per hektar : 11.7 - 12.35
- Rendement : 13 % - 15 %
VI. Kunjungan ke CTC(Centro de Technologia Canaviera)
Merupakan suatu kesempatan yang sangat baik, dapat melihat dari dekat salah satu dari tiga balai/lembaga penelitian yang terbesar di Brazil. Seperti lembaga penelitian yang lain mereka sangat intensif mengembangkan riset-riset yang berkaitan dengan tanaman tebu,gula dan ethanol.
Secara garis besar produk dari CTC meliputi :
- Varitas, hampir 60 % dari varitas tebu yang ada di Brazil , berasal dari CTC. Varitas andalan yang telah menjadi tanaman produksi seluas 877.087 ha, SP 80 – 1816 ditanam seluas 62.845 ha atau 7.2 %, yang lainnya 15 varitas SP 70 ---- SP 83 dan varitas RB. Untuk mendapat sebuah varitas membutuhkan waktu kurang lebih 10 - 12 tahun.
- Memberi bimbingan dan konsultasi pada 12.000 petani tebu, solving problem, inovasi, program-program baru tecnologi gula dan ethanol
- Memberikan solusi berkaitan dengan “agriculture, factory, energy, and biotechnology”.
CTC memiliki 300 karyawan, 150 peneliti dan 16 % daripadanya bergelar doctor. Pembiayanan atau sumber dana untuk membiayai CTC berasal dari perusahaan atau pabrik gula, dimana iurannya sesuai dengan besar kecilnya perusahaan(pabrik), yang besar iurannya besar, begitu pula sebaliknya. CTC bersama petani juga memiliki rumah sakit(hospital) dan koperasi.
Bp. Alex menyerahkan cindramata dari PT.GMP ke Mr.Jaime |
Delegasi GMP foto bersama dg pejabat CTC |
Varitas yang dikeluarkan sebagai varitas unggulan, telah diuji dengan baik, berdasarkan uji lokasi, Sehingga setiap lokasi varitas yang ditanam berbeda dengan lokasi lainya, disamping memiliki sifat dengan kandungan gula (rendement) tinggi, juga harus resisten terhadap hama penyakit, kekeringan dan lain sebagainya.
Penempatan suatu varitas dan dipadukan dengan sistim budi daya yang baik menjadi kunci keberhasilan usaha pertanaman tebu(tempat yang baik ditanam varitas yang tepat). Tidaklah salah kalau lembaga penelitian memiliki tempat yang sangat strategis sebagai panduan bagi pelaku dibidang pertanian sehingga dapat memberikan hasil yang terbaik.
CTC menjalin hubungan dan kerjasama dengan universitas dan lembaga penelitian di dalam maupun luar negeri didalam berbagai hal, antara lain:
- Memperoleh tanaman tebu yang lebih produktif dan lebih tahan terhadap hama dan penyakit tebu.
- Menemukan varietas tebu yang adaptif pada lahan dengan tingkat kesuburan marginal.
- Studi rekayasa genetika dengan memanipulasi gen untuk menemukan varietas tebu super. Dalam hal ini bekerjasama dengan universitas di Amerika Serikat dan Australia.
VII. Kunjungan ke Mecmaq
Perusahaan ini bergerak dibidang pabrikasi alat pertanian khususnya pembuatan boom Sprayer dengan berbagai ukuran dan variasi bentuknya, dimana produknya banyak dipakai di Brazil dan ada sebagian yang diexport. Disamping itu juga berbagai pompa dengan ukuran kecil, alat tanam benih kacangan, alat kultivasi dan yang lainya sesuai dengan pesanan.
Mereka mencoba mengembangkan mesin tebang Whole stalk Harvester, prototype yang masih dalam proses penyempurnaan. Dimana menurut pembuatnya akan di kenalkan pada bulan Mei tahun depan, dibanding dengan yang sudah ada sebelumya tentu memiliki beberapa kelebihan, dan model ini merupakan pengembangan yang lebih maju dari yang telah ada sebelumnya. Hal ini juga dapat menjadi pertimbangan yang sangat baik kalau memang sesuai dengan kebutuhan kita di Gunung Madu.
VII. PA System
PA System, merupakan lembaga swasta(konsultan) yang yang memberikan pelayanan kepada pelaku agrobisnis. Disini kita banyak sekali mendapat informasi-informasi mengenai usaha pergulaan dari sisi agronomis sampai ke pemasaran. Mereka sangat professional dalam bidangnya, ada yang basisnya agronimi(pertanian), teknologi, manajemen administratif, legal dan lain sebagainya.
Mereka telah melakukan kerjasama dengan dua belas perusahaan di dalam negeri dan juga perusahaan manufaktur dan beberapa perkebunan tebu dan pabrik gula di luar Brazil.
Adapun proyek-proyek agro industri yang dijalankan/ditangani oleh PA Sys dalam perkebunan tebu dan Industri gula terdiri atas :
- Fisibility study, soil types, sugar potential production, land topography, leasing contract, local infrastructure, distance, water resource.
- Fisibility study, soil types, sugar potential production, land topography, leasing contract, local infrastructure, distance, water resource.
- Agriculture project
- Industrial project
- Implementation management
- Technology
- Business valuation/penilaian bisnis
VIII. Sistim pembayaran
Sistim pembayaran harus clear/fair pada petani mitra, semua harus mengikuti kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya yang tertuang dalam perjanjian atau agreement. Pembuatan perjanjian antara petani dan pabrik sebaiknya melibatkan lembaga independen supaya hasil dapat diterima semua pihak. Sehingga menjadi keputusan baku. Jika ada hal yang tidak sesuai dengan kontrak diputuskan melalui lembaga pengadilan.
Pembayaran pada petani dilakukan dua kali :
- Pertama di bayarkan 80 % setelah satu bulan pengiriman tebu ke pabrik
- Sisanya yang 20 % dibayarkan pada akhir musim
- Perhitungan harga tebu, ethanol dll sesuai dengan harga saat itu
Penentuan harga sangat terbuka, jika pada perhitungan akhir masih ada sisa maka dibayarkan sisanya 20 %, jika tidak cukup maka merupakan hutang yang diperhitungkan di tahun depanya. Kontrak kerjasama ini akan diperbaharui bilamana perlu setelah lima tahun berjalan.
IX. Serba serbi
Disela kunjungan ke pabrik dan kebun tebu, pada tanggal 31 Oktober 2010 kita dapat menyaksikan pemilihan kepala negara atau presiden putaran ke II secara langsung di negeri Samba ini. Ini merupakan kesempatan yang sangat baik dan langka dalam melihat salah satu pelaksanaan demokrasi di negara lain.
Terjadinya pilpres putaran kedua karena pilpres sebelumnya perolehan suara dari tiga kandidat utama sangat ketat, tidak ada yang mendapatkan suara mayoritas atau 50 %. Dimana pilpres putaran I 5 0ktober 2010, Dilma Rousseff memperoleh 47%, Jose Serra meraih 30%, dan kandidat dari partai hijau Marina Silva 19 %.
Pilpres putaran kedua diikuti oleh dua kandidat yaitu Dilma Rosseff seorang ekonom ulung dan politisi yang gigih berasal dari Partai Buruh dan Jose Serra mantan gubernur Sao Paulo. Suasana pilpres inipun sangat aman dan kondusif. Pesta demokrasi berlangsung aman dan tertib dan mayoritas penduduk berpartisipasi dalam pilpres yang diadakan.
Dilma Rosseff, “putri mahkota” dari Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, memenangkan pertarungan pilpres putaran II dengan perolehan suara 55.6 % mengungguli perolehan suara dari pesaing terdekatnya Jose Serra.
Biarpun kalah, Jose Serra dengan satria mengucapkan selamat kepada Dilma sebagai pemenang pilpres, yang sekaligus menjadikan Dilma sebagai presiden wanita pertama yang juga merupakan presiden ke 43 di negeri Samba yang akan di lantik 1 januari 2011.
Tentunya semangat ini menjadi spirit buat kita yang harus ditumbuh kembangkan di negara kita pada setiap pemilu baik ditingkat kabupaten/kota, provinsi dan pusat(negara), bahwa yang kalah memiliki sikap satria dengan mengakui keungguluan dari lawan politiknya, tanpa menimbulkan kekisruhan yang menyebabkan kondisi yang kontra produktif dalam segala bidang.
Sau Paulo biarpun bukan sebagai ibu kota negara, tetapi merupakan kota terbesar di Brazil dan juga sebagai kota perdagangan dan industri. Brasilia merupakan ibu kota ketiga setelah Salvador dan Rio de Janeiro. Kota Brasilia terletak di tengah negara Brazil, dengan letak yang strategis tersebut bertujuan dapat mempercepat pemerataan pembangunan disegala bidang.
Seperti halnya dengan kota-kota besar di negara lain, pemandangan yang sama juga terlihat dimana “kemacetan” di jalan tengah kota dan sudah menjadi bagian dari kehidupan di kota besar seperti halnya Sao Paulo. Yang membedakan adalah tingkat kedisiplinan dari pengemudi kendaraan. Di Brazil pengemudi kendaraan terlihat sangat disiplin, sehingga kemacetan lebih cepat terurai, sehingga tidak sampai berjam-jam seperti yang terjadi di Jakarta.
Hal lain terlihat juga populasi kendaraan bermotor roda dua sangat sedikit di Brazil. Sumbangan kemacetan dan kesemrawutan yang diakibatkan dari kendaraan kecil buatan Jepang, China dan Korea ini tidak memperparah kondisi kemacetan disana.
Disamping itu, negara ini telah banyak mengurangi emisi carbon karena penggunaan bahan bakar dari fosil. Sekarang, bahan bakar minyak yang digunakan kendaraan bermotor (truk, bus dan mobil) telah sebagian tergantikan dengan bio-diesel dan ethanol, sehingga pencemaran udara secara bertahap dapat dikurangi.
X. Sumbang Saran
Dari beberapa hal tersebut diatas ada beberapa yang dapat menjadi perhatian kita antara lain :
1. Sudah waktunya kita untuk memberikan perhatian pada mekanisasi harvesting sebagai antisipasi kesulitan tenaga di tahun-tahun mendatang, baik dengan harvester(chopped cane) maupun whole stalk yang masih dalam rancangan karena lebih baik daripada yang ada selama ini, serta mengurangi tebu bakar sebagai akibat maraknya isu lingkungan.
2. Penggunaan CS merupakan jawaban dalam pengembangan kemitraan karena tuntutan transparansi dalam sistim pembayaran.
3. Sistim tebangan dan transportasi kedepan harus terintergrasi dengan desain dan tata letak penanganan tebu di pabrik.
4. Penggunaan varitas unggul dengan kandungan gula tinggi merupakan suatu keharusan dan mutlak dalam sistim budi daya tebu.
5. Sudah saatnya kita melaksanakan “Precision agriculture”, dalam sistem budidaya tanaman di PT Gunung Madu Plantations.
6. Konservasi perlu mendapat perhatian lebih dalam rangka menjaga kelestarian tanah dan mendukung terwujudnya sustainable agriculture.
7. Kejadian perubahan iklim menjadi problem yang berat di setiap negara, solusinya masih sulit, kecuali lay out kebun dirubah untuk mengantisipasi kedaan tersebut dapat dengan membuat jalan-jalan kontrol ditengah kebun pada jarak yang wajar, dan dapat juga dengan membatasi masa tebang. Mungkin cara yang terakhir ini dapat menjadi pilihan untuk mengatasi masalah curah hujan yang terlalu tinggi dan berkepajangan pada waktu musim tebang.
MUITO OBRIGADO
3 komentar:
wah mantab.. reportnya komplit...
tq.,.nih info na..nambah wawasan..kapan negara kita sperti itu yach....
After I read this word,I think if this company use operasional field and management like that maybe this company (PT.GMP) can make it good...Thanks.
nb ; good artikel for refresh,,
Posting Komentar